Tari Laemba
Tari Laemba merupakan tari Suku Padoe. Tarian ini dilakukan oleh penari dengan jumlah yang tak terbatas. Penari memakai pakaian daerah Suku Padoe atau pakaian lain sesuai kebutuhan. Tarian dilakukan dengan membentuk format lingkaran, dengan berpegangan tangan disertai gerakan kaki dan tangan mengikuti irama lagu. Sambil menari, para penari akan menyanyikan lagu-lagu berbahasa daerah ataupun bahasa Indonesia, yang kebanyakan bercerita tentang kampung halaman, kebaikan orang tua, perantauan, hubungan cinta, penderitaan dan lain-lain topik kehidupan orang Padoe. Sekali-kali, selepas satu lagi dinyanyikan, ada selingan pantun yang diucapkan secara bersahut-sahutan oleh para penari.
Tari ini sering dilakukan pada acara syukuran, pesta panen (padungku) pesta pernikahan atau tahun baru. Yang menarik, selain sebagai hiburan, tari ini juga dapat berfungsi sebagai olah raga. Para penari harus mengikuti irama gendang dan gong sambil terus berputar dalam lingkaran yang besar. (Gendang dan gong merupakan alat musik yang paling lazim digunakan oleh Suku Padoe.)
Explore posts in the same categories: Seni
April 27, 2007 pada 9:14 am
aduh,
kalo lagi ikut molaemba begini di malam hari rasanya sudah ndak mau pulang,asyik nya bisa2 dapet jodoh he he,
saudara2 ku yang ada jauh di sana,ndak rindu kah kita molaemba bersama lagi..?
tabea,
INo
Desember 29, 2007 pada 3:54 pm
petianggu lowo-lowo….indono no opu yo polaembaa’ a ai iniendo. temoikaka to gagaio wutendo. indoto tesia-sia tesosaelo tuwuando kato tebobarasa songka. moosu aroanggu kumikiteo yo moikoano uwoi ka wutenggu songka.
“temoiko mepaguru, temokue moangga, temente mominggu”.
Maret 5, 2008 pada 3:36 pm
Tarian ini adalah salah bukti yang nyata bahwa kita adalah suku bangsa yang kaya akan budaya…..gagi petia lowo-lowo gumagaio saru pelangkairo.
Tabeamiu Petianggu lowo-lowo.
Desember 3, 2008 pada 2:32 am
mantap mentonk
Desember 26, 2008 pada 1:33 am
ini tarian kok sama yah sama tarian mo lulo suku tolaki di silawesi tenggara..
Januari 6, 2009 pada 1:34 am
Tari Laemba milik Suku Padoe memang hampir sama dengan beberapa tarian di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Suku Pamona (Sulteng) memiliki tari serupa yaitu Tari Kinde-Kinde (Dero) dan Suku Tolaki (Sultra) Tari Molulo. Ini mungkin saja terjadi. Seperti yang kita tahu, puluhan suku di Sulteng, Sultra dan Sulsel merupakan suku-suku yang serumpun. Suku Mori dan Bungku di Sulteng, Suku Tolaki di Sultra, Suku Padoe, Karunsie dan Tambee di Sulsel, dan suku-suku yang lain, merupakan suku-suku yang memiliki banyak kesamaan dalam kesenian dan budaya, termasuk bahasa dan dialek.
Dari tari Laemba, Kinde-kinde (dero) dan Molulo, yang berbeda adalah musik dan lagu yang dinyanyikan.
September 28, 2009 pada 4:50 pm
Saya adalah anak turunan asli padoe yang lahir wasuponda,tp blom mampu mengangkat kebesaran nama suku padoe sampai saat ini…sedih aku
November 15, 2009 pada 8:45 am
IKO MIU LOFO PETIANGGU TO PADOÉ TARI LAEMBA INDO MI KULUPEÓ.PONENGO NDI INI ENÓ MIA.IYAKU MIA MOIYA NDI PABETA MARIÓ NGAKO KESA NIO TARI LAEMBA.”LESTARIKAN BUDAYA AGAR KITA ADA di BUMI THO PADOÉ”
http://seo405.blogspot.com