Moriringgo adalah tarian yang umumnya dipertunjukkan oleh pemuda-pemudi Suku Padoe. Tarian ini sangat menarik karena menampilkan gerakan yang dinamis dan kompak, memadukan kelincahan penari dalam melompat dengan permainan instrumen tari berupa kayu (alu) dan instrumen musik berupa gendang dan gong.
Moriringgo merupakan tarian sukacita, yang biasa ditampilkan dalam perayaan pesta panen, penjemputan tamu yang dihormati serta perayaan kemenangan perang. Dengan pakaian adat lengkap, Tari Moriringgo dipentaskan oleh 16-21 orang. Enam orang memainkan kayu pemukul (alu), 2-4 orang menjadi penari utama (pelompat), 2 orang menari pedang (momaani), 3-4 orang menjadi penyanyi pengiring, 2-4 menjadi penari pendukung (moduku atau menari berputar) serta 2 orang menabuh gendang dan gong.
Kayu (alu) dipukul beradu dan dipukulkan ke lantai secara bergantian, sesuai irama gendang. Saat kayu dipukul ke lantai, para pelompat memasukkan kakinya di sela-sela kayu, dan secepatnya mengeluarkan kaki saat kayu kembali dipukul beradu. Bila kurang terlatih, kaki penari bisa terjepit oleh pukulan kayu yang beradu. Yang menarik dari tarian ini adalah keterampilan para pelompat menari sambil melewati jajaran kayu, hentakan pukulan kayu dan irama gendang/gong yang dinamis dan penuh semangat serta syair lagu daerah yang menggambarkan kondisi masyarakat yang sarat nilai kebersamaan dan kerja keras.
Berikut sepenggal syair lagu yang dinyanyikan:
O … Petianggu
Wute Nuha wute nioando
Wute Indonesia meempehi ako Pancasila
Memaito lowo
Kato mperonga-ronga mpeaso aroa
Kato mpekora akeo wutendo
Wute Nuha wutendo
O … Petianggu
Memaito lowo-lowo
To mpegalu kato mpelere
Tiano pembangunan
Tonga konde teolo
Torukuno lembono maluano wutendo
Nekele, labu, lauro kaa hulo
Sugino Wute Nuha
–makna salah satu bait–
O … saudaraku
Marilah kita semua
Giat bersawah dan berkebun
membangun daerah
Di antara gunung dan hutan
Bukit dan lembah, betapa luasnya tanah kita
Nikel, besi, rotan dan damar
Adalah kekayaan Tanah Nuha