Archive for the ‘Seni’ category

Tari Moriringgo

November 27, 2008

Moriringgo adalah tarian yang umumnya dipertunjukkan oleh pemuda-pemudi Suku Padoe. Tarian ini sangat menarik karena menampilkan gerakan yang dinamis dan kompak, memadukan kelincahan penari dalam melompat dengan permainan instrumen tari berupa kayu (alu) dan instrumen musik berupa gendang dan gong.

 

Moriringgo merupakan tarian sukacita, yang biasa ditampilkan dalam perayaan pesta panen, penjemputan tamu yang dihormati serta perayaan kemenangan perang. Dengan pakaian adat lengkap, Tari Moriringgo dipentaskan oleh 16-21 orang. Enam orang memainkan kayu pemukul (alu), 2-4 orang menjadi penari utama (pelompat), 2 orang menari pedang (momaani), 3-4 orang menjadi penyanyi pengiring, 2-4 menjadi penari pendukung (moduku atau menari berputar) serta 2 orang menabuh gendang dan gong.

 050112C#39

Kayu (alu) dipukul beradu dan dipukulkan ke lantai secara bergantian, sesuai irama gendang. Saat kayu dipukul ke lantai, para pelompat memasukkan kakinya di sela-sela kayu, dan secepatnya mengeluarkan kaki saat kayu kembali dipukul beradu. Bila kurang terlatih, kaki penari bisa terjepit oleh pukulan kayu yang beradu. Yang menarik dari tarian ini adalah keterampilan para pelompat menari sambil melewati jajaran kayu, hentakan pukulan kayu dan irama gendang/gong yang dinamis dan penuh semangat serta syair lagu daerah yang menggambarkan kondisi masyarakat yang sarat nilai kebersamaan dan kerja keras.

 

Berikut sepenggal syair lagu yang dinyanyikan:

 

O … Petianggu

Wute Nuha wute nioando

Wute Indonesia meempehi ako Pancasila

 

Memaito lowo

Kato mperonga-ronga mpeaso aroa

Kato mpekora akeo wutendo

Wute Nuha wutendo

 

O … Petianggu

Memaito lowo-lowo

To mpegalu kato mpelere

Tiano pembangunan

 

Tonga konde teolo

Torukuno lembono maluano wutendo

Nekele, labu, lauro kaa hulo

Sugino Wute Nuha

 

–makna salah satu bait–

O … saudaraku

Marilah kita semua

Giat bersawah dan berkebun

membangun daerah

 

Di antara gunung dan hutan

Bukit dan lembah, betapa luasnya tanah kita

Nikel, besi, rotan dan damar

Adalah kekayaan Tanah Nuha

Tari Mongkaliboe

November 7, 2008

Tari Mongkaliboe adalah tarian asli dari Suku Padoe. Bersama masyarakat dua suku serumpun, yaitu Karunsie dan Tambee, masyarakat Suku Padoe membentuk sebuah konsorsium budaya bernama PASITABE.

 

Tarian Mongkaliboe merupakan tarian kemenangan saat panglima perang (PONGKIARI) kembali dari peperangan. Karena kemenangannya, panglima perang disambut dengan tarian ini. Dalam acara penyambutan itu, harus ada hewan yang dikorbankan. Mongkaliboe berarti menombak atau menusuk babi untuk dikorbankan. Selain babi, sapi dan kerbau merupakan hewan-hewan yang biasa dikorbankan.

 

 Menombak atau menusuk hewan korban, salah satu gerakan dalam Tari Mongkaliboe

(lebih…)

Tari Ende

April 25, 2007

Tari Ende

Tari Ende adalah salah satu tari dari komunitas Suku Padoe. Tarian ini dilakukan oleh penari sebanyak 15 orang, bahkan bisa hingga jumlah yang tak terbatas. Penari memakai pakaian daerah Suku Padoe atau pakaian lain sesuai kebutuhan. Tarian dilakukan dengan membentuk format lingkaran dan tidak berpegangan tangan. Gerakan kaki yang teratur dan dinamis membuat para penari berputar terus menerus dalam lingkaran. Kesenian ini sering ditampilkan pada acara syukuran, pesta panen (padungku) pesta pernikahan atau tahun baru.

Tari ini dilakukan sambil bernyanyi, diiringi tabuhan gendang dan gong. Gendang dan gong merupakan alat musik yang paling lazim digunakan oleh Suku Padoe. Iramanya yang dinamis senantiasa membuat orang yang mendengarnya tak kuasa untuk tidak menggerakkan badan.

Tari Laemba

April 25, 2007

Tari Laemba merupakan tari Suku Padoe. Tarian ini dilakukan oleh penari dengan jumlah yang tak terbatas. Penari memakai pakaian daerah Suku Padoe atau pakaian lain sesuai kebutuhan. Tarian dilakukan dengan membentuk format lingkaran, dengan berpegangan tangan disertai gerakan kaki dan tangan mengikuti irama lagu. Sambil menari, para penari akan menyanyikan lagu-lagu berbahasa daerah ataupun bahasa Indonesia, yang kebanyakan bercerita tentang kampung halaman, kebaikan orang tua, perantauan, hubungan cinta, penderitaan dan lain-lain topik kehidupan orang Padoe. Sekali-kali, selepas satu lagi dinyanyikan, ada selingan pantun yang diucapkan secara bersahut-sahutan oleh para penari.

Tari Laemba

Tari ini sering dilakukan pada acara syukuran, pesta panen (padungku) pesta pernikahan atau tahun baru. Yang menarik, selain sebagai hiburan, tari ini juga dapat berfungsi sebagai olah raga. Para penari harus mengikuti irama gendang dan gong sambil terus berputar dalam lingkaran yang besar. (Gendang dan gong merupakan alat musik yang paling lazim digunakan oleh Suku Padoe.)